Senna, Ironi Terbesarku.


Aku tidak akan membahas yang lalu-lalu. Kali ini, tolong perhatikan dengan seksama apa yang ada di depan mata saja. 

Tanpamu memang sakit, tapi satu hal yang paling mutlak adalah bertahan. Merupakan hal yang paling menyakitkan. Kamu sudah paham akan hal tersebut, lalu mengapa selama ini kita terus berputar-putar dan menyangkal ketidakpastian? 

Tidak masalah jika kamu beranggapan akulah orang jahatnya. Dunia ini abu-abu, dan terdapat perspektif yang tak hingga. Kuupayakan yang terbaik agar dapat mengerti riak amarahmu.

Duniamu akan terus berjalan dengan ada atau tidaknya aku. Begitu pula dengan duniaku. Aku tahu kita bersedih, tapi tolong jangan tenggelam dalam kesedihan. Masa depanmu baik. Begitu pula denganku, walau aku tidak begitu yakin dengan punyaku.

Buka hatimu untuk orang baru, aku harap dia juga Hindu. Atau, jika kamu belum bisa membuka hati, tolong berbaiklah dengan diri sendiri. 

Ironi sekali aku menulis tentang perpisahan ini. Aku tidak pernah menulis tentang betapa bahagianya aku ketika kita bersama. Maaf, ini tidak adil. 

Jangan mencariku termasuk sisa-sisa diriku pada orang lain. 

Sampai jumpa. Aku tidak akan berpaling dan kembali lagi. 

Kita akan maju bersama, di jalan yang berbeda.

-

Yang terakhir.


Comments

Popular Posts