catatan kaki untuk Mich : sementara, sebentar saja.
Bermula.
Lantas, bagaimana bila aku bertukar pandang denganmu, mata bertemu mata, raga mendekap raga, jiwa berpelukan jiwa?
Dunia yang kecil ini seperti panggung lakon komedi. Begitulah kamu. Lucu.
Orang-orang di barisan bangku penonton ini terlalu mengiramu ini-itu. Biarkan saja, toh begitulah kamu. Tidak butuh untuk membuktian apa-apa. Lagi dan lagi terus begitu.
Sementara ini.
Saat namamu kembali disebut oleh orang-orang itu, rasanya aku ingin menangis. Bukan tangis getir.
Entah berapa kali, berapa jumlahnya aku pun tidak tahu, yang pasti berkali-kali pertolonganmu yang secara tidak langsung itu membuatku selamat sejenak dari ribuan seruan akal tidak sehat dan aksi brengsek perihal menyudahi hidup.
Saat ini, bisakah kita tetap membicarakan buku-buku yang kamu dan aku baca? Atau hal lain. Apa saja, asal bersama. Bolehkah begitu terus saja selama yang kita bisa?
-
Sambutan bulan ke-11.
Diperuntukkan M dari hati yang tulus; W.
Comments
Post a Comment