Selasa.
Hari ke-tujuh di bulan November tahun ini aku melakukan percobaan bunuh diri. Tidak banyak yang kupikirkan saat detik-detik sebelum aku menyayat kulit tangan kananku yang tipis.
Keputusan yang spontan ini aku lakukan untuk sedikit meringankan beban pekerjaan. Aku merasa gagal tidak mencapai target.
Percobaan pertama tidak berhasil karena mata pisau yang kugunakan ternyata tumpul. Sial sekali. Padahal aku sudah mengehela napas yang dalam. Pikirku, Tuhan tidak ingin aku mengeluarkan darah sedikitpun.
Dimanakah Tuhan. Pagi sebelumnya aku berdoa agar dilancarkan segala urusan, pada kenyataannya tidak. Pikirku sejenak, lalu kurogoh laci demi laci di tiap cubicle admin, mereka pasti punya mata pisau pemotong. Ah, akhirnya aku mendapatkannya.
Aku kembali ke ruanganku yang dingin, mengambil tissue dan membersikhkan mata pisau itu. Tanpa persiapan, langsung kusayat tangan kananku. Tidak ada darah yang bersimbah, tapi kulihat dengan nyata dagingku yang terbuka lebar menganga seolah menertawaiku.
Aku belum mati, tidak ada arteri yang terpotong.
Comments
Post a Comment